Sang Bumi Ruwa Jurai: Cerita Lampung yang Pecah Jadi Dua
Bayangin, Lampung itu kayak kue lapis. Rasanya enak, warna-warni, dan punya banyak lapisan cerita. Nah, "Sang Bumi Ruwa Jurai" ini adalah inti dari semua lapisan itu. Sederhananya, ini adalah semboyan Lampung yang ngasih tau kita kalau Lampung punya dua "kubu" besar adat: Saibatin dan Pepadun.
Kenapa Harus Ada Dua? Mari Kita Ngobrol Sejarah…
Dulu banget, sebelum ada provinsi, kabupaten, dan segala tetek bengek pemerintahan modern, Lampung itu "berdiri sendiri". Masyarakat Lampung hidup dengan sistem adat yang kuat. Nah, seiring waktu, muncul dua cara pandang hidup yang berbeda, yang akhirnya membentuk dua kelompok adat besar ini:
-
Saibatin: Si Cantik yang Dekat dengan Laut. Bayangin, orang-orang Saibatin ini tinggal di pesisir pantai. Mereka jagoan berdagang, punya koneksi dengan dunia luar (termasuk kerajaan-kerajaan di seberang lautan), dan punya sistem pemerintahan yang mirip dengan kerajaan. Jadi, kalau diibaratkan, Saibatin ini kayak "keluarga bangsawan" Lampung. Mereka punya gelar-gelar kebangsawanan yang turun temurun, punya istana-istana kecil (balai adat), dan aturan adat yang sangat ketat.
-
Pepadun: Si Kuat yang Hidup di Pedalaman. Kalau Saibatin dekat dengan laut, Pepadun ini jagoan di darat, alias di pedalaman. Mereka lebih fokus ke pertanian, berburu, dan hidup berdampingan dengan alam. Sistem pemerintahan mereka lebih demokratis (walaupun tetap ada pemimpin). Untuk jadi pemimpin di Pepadun, seseorang harus menunjukkan kemampuan dan keberaniannya (biasanya lewat upacara adat yang keren abis!). Pepadun ini kayak "keluarga besar" Lampung yang menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong dan keberanian.
Dua Tapi Satu: Kenapa Mereka Bisa Hidup Rukun?
Nah, pertanyaan bagus! Walaupun beda cara hidup, dua kelompok adat ini (Saibatin dan Pepadun) punya satu kesamaan: mereka sama-sama orang Lampung! Mereka saling menghormati, saling berinteraksi, dan saling melengkapi.
- Pernikahan Campuran: Mereka seringkali menikah silang, yang bikin ikatan kekeluargaan makin kuat.
- Perdagangan: Pepadun menghasilkan hasil bumi, Saibatin punya akses ke laut dan pasar. Jadi, mereka saling bertukar barang dan jasa.
- Upacara Adat: Walaupun ada perbedaan, ada juga upacara adat yang melibatkan kedua kelompok, yang menunjukkan persatuan mereka. Contohnya, acara Begawi (acara besar untuk pengangkatan pemimpin adat) seringkali melibatkan perwakilan dari kedua adat.
Sang Bumi Ruwa Jurai: Lebih dari Sekadar Semboyan
Semboyan ini bukan cuma sekadar kata-kata indah. "Sang Bumi Ruwa Jurai" adalah pengingat bagi kita semua:
- Keragaman adalah Kekuatan: Lampung itu unik karena punya dua adat yang berbeda. Perbedaan itu, kalau dikelola dengan baik, justru bisa menjadi kekuatan yang luar biasa.
- Persatuan adalah Kunci: Walaupun beda, kita tetap satu. Kita harus saling menghormati, saling mendukung, dan bekerja sama untuk membangun Lampung yang lebih baik.
- Jaga Warisan: Kita harus melestarikan adat dan kebudayaan Lampung. Ini adalah identitas kita, yang membedakan kita dari daerah lain.
Jadi, lain kali kamu denger "Sang Bumi Ruwa Jurai", ingatlah cerita panjang dan seru tentang Lampung. Ini adalah cerita tentang dua kelompok adat yang berbeda, tapi tetap bersatu dalam semangat persatuan dan kebersamaan. Ini adalah cerita tentang kekayaan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan! Semoga artikel ini bisa bikin kamu makin cinta sama Lampung!.