Ilustrasi Gambar Tangis di Ujung Gang - Part 2: Bayangan di Cermin
Author: Astarani Wili Martha, S.Stat.

Tangis di Ujung Gang - Part 2: Bayangan di Cermin

Lina tak tidur setelah malam pertama itu. Cahaya pagi yang masuk lewat celah-celah jendela terasa seperti penyelamat, meski matanya perih dan tubuhnya lelet bergerak. Dia duduk di meja kecil, menulis di catatan hariannya: “Mungkin aku stres. Suara tadi cuma halusinasi.” Tapi tulisannya bergetar, dan dia tahu itu tak sepenuhnya benar. Bau kemenyan samar masih tersisa di udara, meski dia sudah membuka semua jendela sejak subuh.

Pagi itu, dia memutuskan ke warung makan di ujung gang, berharap kopi hitam bisa mengusir rasa takut yang masih mengendap. Di sana, dia bertemu Bu Tini, tetangga yang kemarin menyapunya. “Mbak Lina, matanya kok panda? Kurang tidur ya?” tanya Bu Tini sambil menuang sambal ke piring nasinya. Lina tersenyum kecut. “Iya, Bu. Tadi malam dengar tangis bayi. Emang ada yang punya anak kecil di sini?” Bu Tini berhenti mengunyah, menatap Lina dengan ekspresi yang sulit dibaca. “Mbak, aku bilang kan kemarin. Jangan buka jendela malam-malam. Itu bukan bayi.”

Lina tertawa kecil, mencoba meremehkan. “Hantu, Bu? Kuntilanak gitu?” Tapi Bu Tini tak ikut tertawa. “Namanya Wulan,” katanya pelan, matanya melirik ke pohon beringin di kejauhan. “Dulu dia tinggal di rumah yang sekarang Mbak kontrak. Mati bareng anaknya, kecelakaan di bawah pohon itu. Dia... nyari sesuatu.” Lina merinding, tapi tetap pura-pura santai. “Nyari apa, Bu? Bayinya?” Bu Tini menggeleng. “Entah. Tapi kalau dia udah ngintip, Mbak hati-hati. Dia suka ikut orang.”

Sepanjang hari, Lina berusaha mengabaikan cerita itu. Dia membuka laptop, mencari kerja, dan memaksa diri fokus. Tapi pikirannya terus kembali ke suara tadi malam—tangisan, tawa, dan bisikan dingin itu. “Mbak... anakku mana?” Siang mulai berganti senja, dan gang itu kembali sunyi. Lina menoleh ke jendela. Pohon beringin tampak lebih gelap sekarang, akar-akarnya yang menjalar ke tembok seolah lebih panjang dari kemarin.

Malam tiba terlalu cepat. Lina memutuskan tak menyalakan lampu besar, hanya lampu meja kecil yang redup. Dia duduk di ranjang, memeluk bantal, dan menatap pintu kamar mandi yang sedikit terbuka. Entah kenapa, dia merasa tak boleh ke sana malam ini. Tapi saat jarum jam mendekati pukul satu, suara itu datang lagi—tangisan bayi, kini lebih keras, seperti dari dalam rumah. Lina menutup telinga, berharap itu berhenti. Tapi tawa kecil menyusul, dan kali ini jelas dari kamar mandi.

Dia tak tahan. Dengan tangan gemetar, dia meraih ponsel dan menyalakan senter, berjalan pelan ke kamar mandi. Pintu kayu tua itu berderit saat didorong. Cahaya senter menyapu lantai keramik retak dan wastafel kecil. Di atas wastafel, cermin bulat tua memantulkan wajahnya—pucat, dengan lingkaran hitam di bawah mata. Lina menghela napas lega. “Liat, ga ada apa-apa,” gumamnya.

Tapi saat dia hendak berbalik, cermin itu menangkap sesuatu di belakangnya. Bayangan hitam, rambut panjang menjuntai, gaun putih robek berkibar pelan. Lina membeku. Dia tahu tak ada angin di dalam ruangan. Perlahan, dia menoleh, tapi tak ada siapa-siapa. Hanya bau kemenyan yang tiba-tiba muncul, menyengat hidungnya. Dia kembali menatap cermin—dan kali ini, bayangan itu lebih jelas. Wajah pucat, mata hitam pekat, mulut tersenyum lebar. “Mbak... bantu aku,” bisik suara itu, tepat di telinganya.

Lina menjerit, menjatuhkan ponselnya. Lampu meja di kamar mati seketika, dan gelap menyelimuti rumah. Dari kamar mandi, suara tawa Wulan bergema, bercampur tangisan bayi yang semakin keras. Lina tersandung saat lari ke pintu depan, mencoba membukanya—terkunci. Di luar jendela, bayangan pohon beringin bergerak, dan di bawahnya, sesosok perempuan berdiri—rambutnya terurai, menatap lurus ke arah Lina.

[Bersambung ke Part 3]

Artikel Unggulan

Pratinjau Pesona Rasa Lampung: Petualangan Kuliner di Bumi Ruwa Jurai
Kuliner

Pesona Rasa Lampung: Petualangan Kuliner di Bumi Ruwa Jurai

Pengen tau makanan Lampung yang bikin nagih? Yuk, cicipi Seruit juara, Gulai Taboh sehat, Mie Lampung semangat, dan banyak lagi kuliner Bumi Ruwa Jurai!

Baca Artikel
Pratinjau Wisata Morotai: Surga Tersembunyi di Ujung Timur Indonesia
Wisata

Wisata Morotai: Surga Tersembunyi di Ujung Timur Indonesia

Pesona Wisata Morotai, surga tersembunyi di Maluku Utara dengan pantai cakep, sejarah keren, dan vibes liburan yang bikin hati tenang!

Pratinjau Seni Budaya Morotai: Keren, Unik, dan Bikin Bangga!
Seni - Budaya

Seni Budaya Morotai: Keren, Unik, dan Bikin Bangga!

Kenalan sama seni budaya Morotai, dari tarian tradisional yang asik, musik lokal yang bikin goyang, sampe kerajinan tangan yang cakep abis!

Pratinjau Morotai: Pulau Kecil dengan Cerita Gede
Sejarah

Morotai: Pulau Kecil dengan Cerita Gede

Kisah epik Morotai, dari peran kunci di Perang Dunia II hingga rencana pelabuhan antariksa. Sejarah, alam, dan potensi di pulau kecil ini!

Pratinjau Lampung Cerdas: Sains dan Teknologi dari Kampus Hingga Lokal
Sains - Teknologi

Lampung Cerdas: Sains dan Teknologi dari Kampus Hingga Lokal

Cek sains dan teknologi di Lampung! Dari kampus top Unila, Itera, sampe inovasi lokal kece, bikin provinsi ini gak cuma soal kopi dan pantai.

Pratinjau Festival Krakatau: Pesta Budaya yang Menghidupkan Lampung
Gaya Hidup

Festival Krakatau: Pesta Budaya yang Menghidupkan Lampung

Festival Krakatau bikin Lampung hidup! Yuk, kenal pesta budaya, gaya hidup masyarakat, dan tradisi lokal di Bumi Ruwa Jurai.

Pratinjau Edukasi dan Konservasi Budaya Lampung untuk Anak Muda
Pendidikan - Konservasi

Edukasi dan Konservasi Budaya Lampung untuk Anak Muda

Kenal lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Tari Sigeh Penguten? Yuk, pelajari pentingnya edukasi dan konservasi budaya serta alam Lampung buat generasi muda!

Pratinjau Sang Bumi Ruwa Jurai: Melodi Persatuan dari Tanah Lampung
Seni - Budaya

Sang Bumi Ruwa Jurai: Melodi Persatuan dari Tanah Lampung

Kenal lagu Sang Bumi Ruwa Jurai? Lagu kece Lampung ini cerita soal alam cakep dan persatuan. Yuk, simak maknanya!

Pratinjau Sang Bumi Ruwa Jurai: Cerita Lampung yang Pecah Jadi Dua
Sejarah

Sang Bumi Ruwa Jurai: Cerita Lampung yang Pecah Jadi Dua

Cerita Lampung, di balik Sang Bumi Ruwa Jurai, semboyan yang ngasih tau kita kalau Lampung punya dua kelompok adat besar yang berbeda: Saibatin dan Pepadun.

Pratinjau Pesona Rasa Lampung: Petualangan Kuliner di Bumi Ruwa Jurai
Kuliner

Pesona Rasa Lampung: Petualangan Kuliner di Bumi Ruwa Jurai

Pengen tau makanan Lampung yang bikin nagih? Yuk, cicipi Seruit juara, Gulai Taboh sehat, Mie Lampung semangat, dan banyak lagi kuliner Bumi Ruwa Jurai!

Pratinjau Teluk Kiluan Lampung
Wisata

Teluk Kiluan Lampung

Teluk Kiluan adalah sebuah teluk yang terletak di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Tempat ini terkenal dengan keindahan alamnya.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 1: Malam Pertama
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 1: Malam Pertama

Lina pindah ke kontrakan murah di gang sempit Surabaya dan mendengar tangisan bayi misterius di malam pertama, disertai bayangan aneh di jendela.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 2: Bayangan di Cermin
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 2: Bayangan di Cermin

Lina tak bisa tidur setelah malam pertama dan melihat bayangan Wulan di cermin kamar mandi, memperdalam misteri kuntilanak di kontrakan.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 3: Jejak di Bawah Pohon
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 3: Jejak di Bawah Pohon

Lina menemukan kalung misterius di bawah pohon beringin dan bertemu Pak Joko, sementara Wulan semakin agresif menuntut anaknya.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 4: Rahasia di Bawah Akar
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 4: Rahasia di Bawah Akar

Lina dan Pak Joko mengungkap masa lalu Wulan, sementara bayangan anaknya muncul di bawah pohon beringin yang mengerikan.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 5: Pengakuan di Malam Gelap
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 5: Pengakuan di Malam Gelap

Lina terjebak oleh akar pohon beringin dan menemukan tulang anak Wulan, sementara kuntilanak itu menuntut lebih agresif.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 6: Pengorbanan di Bawah Pohon
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 6: Pengorbanan di Bawah Pohon

Lina mengorbankan diri untuk mengembalikan anak Wulan, mengakhiri kutukan kuntilanak di bawah pohon beringin dengan damai.

Page 1 of 1