Pendidikan konservasi menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga kelestarian alam dan budaya, terutama di wilayah seperti Pulau Morotai yang kaya akan potensi wisata bahari dan sejarah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Asima Morotai hadir sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya fokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang pariwisata, tetapi juga memiliki peran strategis dalam mendukung upaya konservasi. Dengan lokasinya di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan, sekolah ini menjadi jembatan untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, hutan, dan warisan budaya yang dimiliki Morotai.
Kurikulum di SMK Pariwisata Asima Morotai dirancang untuk mengintegrasikan pendidikan pariwisata dengan nilai-nilai konservasi. Siswa tidak hanya diajarkan keterampilan praktis seperti pelayanan perhotelan atau guiding wisata, tetapi juga diberi pemahaman mendalam tentang ekologi dan keberlanjutan. Misalnya, mereka belajar bagaimana melindungi terumbu karang yang menjadi daya tarik utama wisata bahari Morotai, serta memahami dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Pendekatan ini bertujuan menciptakan tenaga kerja pariwisata yang tidak hanya kompeten, tetapi juga peduli terhadap pelestarian alam.
Morotai, yang sering disebut sebagai "Maldives-nya Indonesia," memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari pantai berpasir putih hingga peninggalan Perang Dunia II di bawah laut. Namun, tantangan seperti minimnya kesadaran konservasi dan pembangunan yang kurang terkontrol dapat mengancam keberlanjutan potensi ini. SMK Pariwisata Asima Morotai berupaya menjawab tantangan tersebut dengan melibatkan siswa dalam kegiatan praktik lapangan, seperti pembersihan pantai atau kampanye pelestarian biota laut. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kesadaran siswa, tetapi juga menginspirasi masyarakat lokal untuk turut berkontribusi.
Keberadaan SMK Pariwisata Asima Morotai juga menjadi harapan bagi pembangunan berkelanjutan di Pulau Morotai. Dengan mendidik generasi muda yang sadar konservasi, sekolah ini berkontribusi pada visi Morotai sebagai destinasi wisata unggulan yang tetap lestari. Meski menghadapi kendala seperti fasilitas yang masih dalam tahap pengembangan—seperti proyek gedung senilai Rp 5,8 miliar pada 2023 yang sempat bermasalah—komitmen untuk menggabungkan pendidikan dan konservasi tetap menjadi fokus utama. Di tangan para lulusannya, masa depan Morotai sebagai surga wisata yang terjaga kelestariannya semakin terlihat cerah.