Ilustrasi Gambar Tangis di Ujung Gang - Part 6: Pengorbanan di Bawah Pohon
Author: Astarani Wili Martha, S.Stat.

Tangis di Ujung Gang - Part 6: Pengorbanan di Bawah Pohon

Lina terseret lebih dalam ke kegelapan, akar-akar pohon beringin membelit tubuhnya seperti tali hidup. Udara terasa berat, penuh bau tanah basah dan darah tua. Di depannya, tulang kecil anak Wulan tergeletak rapi, liontin bulan sabit di lehernya berkilau samar dalam cahaya redup yang entah dari mana asalnya. Wulan berdiri di sampingnya, wajahnya beralih antara lembut dan mengerikan—satu detik seperti ibu yang merindu, detik berikutnya seperti kuntilanak penuh dendam. “Kau nggak bisa ambil dia!” raungnya, suaranya mengguncang dinding tanah di sekitar.

Lina meronta, mencoba melepaskan diri, tapi akar-akar itu semakin erat, menusuk kulitnya. Rasa sakit dan panik bercampur jadi satu, tapi di tengah itu semua, dia mendengar tangisan bayi lagi—pelan, penuh kesedihan, seperti panggilan terakhir. Lina menatap tulang itu, dan sesuatu dalam dirinya bergerak. “Wulan... aku nggak mau ambil anakmu,” katanya, suaranya parau. “Aku cuma mau kasih dia ke kamu. Biar kalian bareng lagi.”

Wulan terdiam, raungannya berhenti. Matanya yang berdarah menatap Lina, dan untuk pertama kalinya, ada kilau lain di sana—harapan, atau mungkin penyesalan. Lina mengulurkan tangan, jarinya menyentuh tulang kecil itu. Dinginnya menusuk sampai ke tulangnya sendiri, tapi dia tak menarik tangan. “Ini anakmu,” bisiknya, mengangkat kerangka itu dengan hati-hati. “Aku kasih ke kamu.”

Akar-akar yang membelitnya melemas sejenak, memberi ruang untuk bernapas. Wulan melayang mendekat, tangannya yang berdarah terulur, tapi tak menyentuh Lina. Dia mengambil tulang itu, memeluknya erat ke dada. Dari kerangka kecil itu, bayangan samar muncul—sosok bayi, pucat tapi utuh, dengan mata besar yang menatap ibunya. Tangisan berhenti, digantikan suara desah lembut, seperti napas terakhir.

“Anakku...” bisik Wulan, suaranya pecah. Wajahnya yang mengerikan perlahan memudar, kembali jadi seperti di foto tua—lembut, penuh kasih. Dia menatap Lina, dan untuk pertama kalinya, ada senyum tipis di bibirnya. “Terima kasih, Mbak,” katanya, lalu melayang ke atas, membawa anaknya. Cahaya samar menyelinap dari celah tanah, dan tubuh Wulan bersama bayinya perlahan hilang, meninggalkan aroma kemenyan yang memudar.

Lina terbatuk, paru-parunya penuh debu. Akar-akar pohon melepasnya sepenuhnya, dan tanah di sekitarnya berhenti bergetar. Dia mendongak—cahaya senter Pak Joko menyelinap dari atas lubang. “Mbak! Mbak Lina! Masih hidup?!” teriaknya, panik. Lina mengangguk lemah, mencoba merangkak naik. Pak Joko menurunkan tali tua dari pos ronda, menariknya keluar dengan susah payah.

Saat akhirnya sampai di atas, Lina jatuh terduduk di bawah pohon beringin. Malam terasa lebih tenang sekarang—tak ada tangisan, tak ada tawa. Pohon itu berdiri diam, akar-akarnya tak lagi bergerak. Pak Joko duduk di sampingnya, napasnya tersengal. “Mbak kasih apa ke dia?” tanyanya, matanya penuh tanda tanya. Lina menatap kalung kecil yang masih ada di tangannya—liontin bulan sabit yang entah kenapa ikut naik bersamanya. “Anaknya,” jawabnya pelan. “Dia cuma mau anaknya.”

Pagi menjelang, sinar matahari pertama menyelinap ke gang. Lina dan Pak Joko duduk diam, menatap pohon beringin yang kini terlihat biasa saja—hanya pohon tua, tak lebih. Tapi di bawahnya, di antara akar-akar, ada sesuatu yang tertinggal—sekuntum bunga kamboja kecil, putih bersih, yang tak ada di sana sebelumnya. Lina tersenyum tipis, meski tubuhnya masih gemetar. “Mungkin dia udah tenang sekarang,” gumamnya.

Hari itu, Lina memutuskan pindah dari kontrakan. Tapi sebelum pergi, dia meletakkan kalung itu di bawah pohon, bersama daun kelor yang tersisa. “Selamat jalan, Wulan,” bisiknya, lalu berbalik tanpa menoleh lagi. Di kejauhan, angin membawa suara samar—bukan tangisan, bukan tawa, tapi seperti ucapan terima kasih yang hilang di udara.

[TAMAT]

Artikel Unggulan

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 3: Jejak di Bawah Pohon
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 3: Jejak di Bawah Pohon

Lina menemukan kalung misterius di bawah pohon beringin dan bertemu Pak Joko, sementara Wulan semakin agresif menuntut anaknya.

Baca Artikel
Pratinjau Wisata Morotai: Surga Tersembunyi di Ujung Timur Indonesia
Wisata

Wisata Morotai: Surga Tersembunyi di Ujung Timur Indonesia

Pesona Wisata Morotai, surga tersembunyi di Maluku Utara dengan pantai cakep, sejarah keren, dan vibes liburan yang bikin hati tenang!

Pratinjau Seni Budaya Morotai: Keren, Unik, dan Bikin Bangga!
Seni - Budaya

Seni Budaya Morotai: Keren, Unik, dan Bikin Bangga!

Kenalan sama seni budaya Morotai, dari tarian tradisional yang asik, musik lokal yang bikin goyang, sampe kerajinan tangan yang cakep abis!

Pratinjau Morotai: Pulau Kecil dengan Cerita Gede
Sejarah

Morotai: Pulau Kecil dengan Cerita Gede

Kisah epik Morotai, dari peran kunci di Perang Dunia II hingga rencana pelabuhan antariksa. Sejarah, alam, dan potensi di pulau kecil ini!

Pratinjau Lampung Cerdas: Sains dan Teknologi dari Kampus Hingga Lokal
Sains - Teknologi

Lampung Cerdas: Sains dan Teknologi dari Kampus Hingga Lokal

Cek sains dan teknologi di Lampung! Dari kampus top Unila, Itera, sampe inovasi lokal kece, bikin provinsi ini gak cuma soal kopi dan pantai.

Pratinjau Festival Krakatau: Pesta Budaya yang Menghidupkan Lampung
Gaya Hidup

Festival Krakatau: Pesta Budaya yang Menghidupkan Lampung

Festival Krakatau bikin Lampung hidup! Yuk, kenal pesta budaya, gaya hidup masyarakat, dan tradisi lokal di Bumi Ruwa Jurai.

Pratinjau Edukasi dan Konservasi Budaya Lampung untuk Anak Muda
Pendidikan - Konservasi

Edukasi dan Konservasi Budaya Lampung untuk Anak Muda

Kenal lagu Sang Bumi Ruwa Jurai dan Tari Sigeh Penguten? Yuk, pelajari pentingnya edukasi dan konservasi budaya serta alam Lampung buat generasi muda!

Pratinjau Sang Bumi Ruwa Jurai: Melodi Persatuan dari Tanah Lampung
Seni - Budaya

Sang Bumi Ruwa Jurai: Melodi Persatuan dari Tanah Lampung

Kenal lagu Sang Bumi Ruwa Jurai? Lagu kece Lampung ini cerita soal alam cakep dan persatuan. Yuk, simak maknanya!

Pratinjau Sang Bumi Ruwa Jurai: Cerita Lampung yang Pecah Jadi Dua
Sejarah

Sang Bumi Ruwa Jurai: Cerita Lampung yang Pecah Jadi Dua

Cerita Lampung, di balik Sang Bumi Ruwa Jurai, semboyan yang ngasih tau kita kalau Lampung punya dua kelompok adat besar yang berbeda: Saibatin dan Pepadun.

Pratinjau Pesona Rasa Lampung: Petualangan Kuliner di Bumi Ruwa Jurai
Kuliner

Pesona Rasa Lampung: Petualangan Kuliner di Bumi Ruwa Jurai

Pengen tau makanan Lampung yang bikin nagih? Yuk, cicipi Seruit juara, Gulai Taboh sehat, Mie Lampung semangat, dan banyak lagi kuliner Bumi Ruwa Jurai!

Pratinjau Teluk Kiluan Lampung
Wisata

Teluk Kiluan Lampung

Teluk Kiluan adalah sebuah teluk yang terletak di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Tempat ini terkenal dengan keindahan alamnya.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 1: Malam Pertama
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 1: Malam Pertama

Lina pindah ke kontrakan murah di gang sempit Surabaya dan mendengar tangisan bayi misterius di malam pertama, disertai bayangan aneh di jendela.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 2: Bayangan di Cermin
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 2: Bayangan di Cermin

Lina tak bisa tidur setelah malam pertama dan melihat bayangan Wulan di cermin kamar mandi, memperdalam misteri kuntilanak di kontrakan.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 3: Jejak di Bawah Pohon
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 3: Jejak di Bawah Pohon

Lina menemukan kalung misterius di bawah pohon beringin dan bertemu Pak Joko, sementara Wulan semakin agresif menuntut anaknya.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 4: Rahasia di Bawah Akar
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 4: Rahasia di Bawah Akar

Lina dan Pak Joko mengungkap masa lalu Wulan, sementara bayangan anaknya muncul di bawah pohon beringin yang mengerikan.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 5: Pengakuan di Malam Gelap
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 5: Pengakuan di Malam Gelap

Lina terjebak oleh akar pohon beringin dan menemukan tulang anak Wulan, sementara kuntilanak itu menuntut lebih agresif.

Pratinjau Tangis di Ujung Gang - Part 6: Pengorbanan di Bawah Pohon
Novel Horor

Tangis di Ujung Gang - Part 6: Pengorbanan di Bawah Pohon

Lina mengorbankan diri untuk mengembalikan anak Wulan, mengakhiri kutukan kuntilanak di bawah pohon beringin dengan damai.

Page 1 of 1